APABILA
KEMUNGKARAN TELAH MELANDA DUNIA
Sebagai umat yang telah
dipercaya Allah bisa menjaga bumi untuk terus berkembang dan terus bertaqwa
kepada-NYA kita harus menjaga
kepercayaan tersebut . Dengan beriringnya pertambahan umur bumi yang terus
menuai beban manusia dari segi jumlah maupun dosa . kini telah banyak terjadi
keruskan alam dan moral disebagai penjuru dunia kemungkarnpun telah menjamur
dan sebagian dari masyarakan telah terbiasa dengan jamur- jamur kemungkaran
itu.
Dengan kemungkaran itu,
kita sebagai muslim sejati hendaknya saling introspeksi dan saling menigatkan sebagai
mana menyikapi datangnya kemungkaran yang setiap hari bertambah dan merambah hendaknya
memberantas virus-virus, jamur-jamur kemungkaran menuju jalan ke ma'rufan yang
hakiki. Padahal jika kita tidakmau melaksanakan amar ma'ruf nahi munkar, maka
Allah akan menyiksa kita dengan pemimpin yang zhalim dan menindas dan tidak
mengabulkan doa kita:
Hendaklah kamu beramar ma’ruf (menyuruh berbuat baik) dan bernahi mungkar
(melarang berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu
orang-orang yang paling jahat di antara kamu, kemudian orang-orang yang
baik-baik di antara kamu berdo’a dan tidak dikabulkan (do’a mereka). (HR. Abu
Dzar) .
Nah bisa kita amati bagaimana
kondisi kepemimpinan pemerintah dunia saat ini? Dengan banyak konvlik ,
perbutan kursi kekuasaan , mengambil hak masyarakat yang seharusnya untuk
masyarakat , korupsi telah menjadi langgangan. Dengan pemimpin yang rakus akan
semuanya, rakyat pun bingung mencari suri tauladan yang khasanah, dimana sikap
pemimpin yang menjadi khasanah pergi ? dengan kebingungan rakyat dan ketidak
pedulian pemimpin semua kehidupan akan tak terarah dengan tidak ada arahan
semuanya akan menjadi hancur.
Sebagaimana diungkapkan dalam pendahuluan
karena pentingnya amar ma'ruf dan nahy munkar, Allah memerintahkan umat Islam
untuk melakukan amar ma'ruf dan nahy munkar. Ketika kewajiban itu diabaikan dan
tidak dilaksanakan, maka pasti orang-orang yang mengabaikan dan tidak
melaksanakannya akan mendapat dosa. Tidak ada satu umatpun yang mengabaikan
perintah amar ma'ruf dan nahy munkar kecuali Allah menimpakan berbagai hukuman
kepada umat itu.
Berikut ini akan disebutkan sebagiannya sebagaimana disebutkan oleh Dr.Muhammad Abdul Qadir Abu Faris dalam bukunya Al-Amru Bil-Ma'ruf Wan-Nahyu'Anil- Munkar dan Dr. Sayyid Muhammad Nuh dalam bukunya Taujihat Nabawiyyah.
1. Azab yang menyeluruh
Apabila kemaksiatan telah merajalela di tengah-tengah masyarakat, sedangkan orang-orang yang shalih tidak berusaha mengingkari dan membendung kerusakan tersebut, maka Allah SWT akan menimpakan azab kepada mereka secara menyeluruh baik orang-orang yang jahat maupun orang-orang yang shalih. Firman Allah:
"Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu.Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya" (QS.Al-Anfal [8] ayat 25).
2. Tidak dikabulkannya do'a orang-orang yang shalih
Apabila suatu masyarakat mengabaikan amar ma'ruf dan nahy munkar serta tidak mencegah orang yang berbuat zalim dari kezalimannya, maka Allah akan menimpakan siksa kepada mereka dengan tidak mengabulkan do'a mereka.
3. Berhak mendapatkan laknat
Di antara hukuman orang yang mengabaikan amar ma'ruf dan nahy munkar adalah berhak mendapatkan laknat, yakni terusir dari rahmat Allah sebagaimana yang telah menimpa Bani Israil ketika mengabaikan amar ma'ruf dan nahy munkar.
4. Timbulnya perpecahan
Sudah merupakan aksiomatis bahwa kemungkaran yang paling berat dan dan paling keji dapat menjauhkan syari'at Allah dari realitas kehidupan dan ditinggalkannya hukum-hukum Nya dalam kehidupan manusia.
5. Pemusnahan mental
Sebagai kehormatan kepada Nabi Muhammad saw, Allah tidak memusnahkan umat beliau secara fisik sebagaimana yang telah menimpa umat-umat terdahulu seperti kaum Nabi Hud, Shalih, Nuh, Luth dan Syu'aib yang telah mendustakan para Nabi dan mendurhakai perintah Allah. Tetapi bisa saja Allah membinasakan umat Muhammad SAW secara mental.
Berikut ini akan disebutkan sebagiannya sebagaimana disebutkan oleh Dr.Muhammad Abdul Qadir Abu Faris dalam bukunya Al-Amru Bil-Ma'ruf Wan-Nahyu'Anil- Munkar dan Dr. Sayyid Muhammad Nuh dalam bukunya Taujihat Nabawiyyah.
1. Azab yang menyeluruh
Apabila kemaksiatan telah merajalela di tengah-tengah masyarakat, sedangkan orang-orang yang shalih tidak berusaha mengingkari dan membendung kerusakan tersebut, maka Allah SWT akan menimpakan azab kepada mereka secara menyeluruh baik orang-orang yang jahat maupun orang-orang yang shalih. Firman Allah:
"Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu.Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya" (QS.Al-Anfal [8] ayat 25).
2. Tidak dikabulkannya do'a orang-orang yang shalih
Apabila suatu masyarakat mengabaikan amar ma'ruf dan nahy munkar serta tidak mencegah orang yang berbuat zalim dari kezalimannya, maka Allah akan menimpakan siksa kepada mereka dengan tidak mengabulkan do'a mereka.
3. Berhak mendapatkan laknat
Di antara hukuman orang yang mengabaikan amar ma'ruf dan nahy munkar adalah berhak mendapatkan laknat, yakni terusir dari rahmat Allah sebagaimana yang telah menimpa Bani Israil ketika mengabaikan amar ma'ruf dan nahy munkar.
4. Timbulnya perpecahan
Sudah merupakan aksiomatis bahwa kemungkaran yang paling berat dan dan paling keji dapat menjauhkan syari'at Allah dari realitas kehidupan dan ditinggalkannya hukum-hukum Nya dalam kehidupan manusia.
5. Pemusnahan mental
Sebagai kehormatan kepada Nabi Muhammad saw, Allah tidak memusnahkan umat beliau secara fisik sebagaimana yang telah menimpa umat-umat terdahulu seperti kaum Nabi Hud, Shalih, Nuh, Luth dan Syu'aib yang telah mendustakan para Nabi dan mendurhakai perintah Allah. Tetapi bisa saja Allah membinasakan umat Muhammad SAW secara mental.
Dengan berbagai paparan azab yang akan di turunkan
allah untuk manusia yang tidak mau
beramar ma'ruf nahimunkar bahkan meninggalkan dan mengabaikan, agar timbul rasa
takut kalu kita meninggalkan dan mengabaikannya yang pada akhirnya kita
terdorong untuk melakukannya dan bisa menjalankan amanat dari Allah, manusia
sebagai kholifah yang meneruskan perjuangan Nabi Muhammad untuk memperbaiki
akhlak manusia dimuka bumi ini.
0 komentar:
Posting Komentar